REKMED Jarkom Tugas 04 – Kerangka Paper FIKI 2015
Tema : Health Care Services
Judul :
“Pendaftaran Pasien Rawat Jalan Menggunakan Sensor Telinga Pengganti KIB”
Latar Belakang
KIB kepanjangan dari Kartu Identias Berobat yang mana dimiliki oleh pasien dan terdapat nomor rekam medis dan nama dimana mempermudah petugas pendaftran pasien dalam menemukan data pasien yang sebelumnya sudah di simpan dalam sistem. Namun, terkadang pasien lupa untuk membawa kartu tersebut karena aalasan terburu-buru ataupun hilang.
Teknologi Elektronik adalah teknologi yang sudah canggih dengan berbasis komputerisasi atau elektronik dimana mempunyai manfaat mempermudah berbagai pekerjaan, mempersingkat waktu dan lain-lain. Teknologi ini sudah dimanfaatkan di berbagai jenis pekerjaan, tak terkecuali di rumah sakit. Dimana pada era teknologi ini lambat laun semua yang ada sudah berbasis komputerisasi guna menunjang mutu Rumah Sakit dalam memberika pelayanan.
Rumusan Masalah
- Apa itu KIB?
- Mengapa Pasien Lupa Membawa KIB?
- Apa Kegunaan KIB?
- Bagaimana Jika Pasien lupa membaa KIB?
Batasan Masalah
Dari beberapa rumusan masalah, hal yang paling utama adalah mengenai kegunaan KIB. KIB digunakan pasien untuk mendaftar pada saat di tempat pendaftaran rawat jalan menuju poliklinik yang ingn dituju. KIB memudahkan petugas pendaftaran menemukan identitas pasien yang akan mendaftar karena biasanya sudah terdapat nomor rekam medis dan nama pasien di KIB tersebut. namun terkadang pasien yang berobat ke Rumah sakit lupa membawa KIB sehingga petugas pendaftaran harus mencari data pasien untuk menemukan nomor rekam medisnya karena nomor rekam medis hanya dimiliki oleh satu orang tiap nomornya. Karena jika terjadi kesalahan nomor rekam medis otomatis berkas yang nantinya sebagai pedoman atau melihat riwayat pasien berbeda dan dapat menjadi salah yang berkelanjutan. Untuk menemukan nomor rekam medis dengan mencari nama dan alamat pasien. Namun, itu membutuhkan waktu lama yang mana dapat membuat antrian di pendaftaran membludak dan juga membuat mutu rumah sakit kurang baik karena waktu pelayanan yang terlalu lama di setiap pasiennya.
Solusi
Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat dijaman sekarang masalah mengenai pasien tidak membawa KIB saat berobat dapat diatasi. KIB dapat digantikan dengan identifikasi telinga. Metode ini dinamakan dengan metode biometrik yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengenali manusia berdasarkan pada satu atau beberapa ciri – ciri fisik atau tingkah laku yang unik. Salah satunya adalah telinga yang merupakan salah satu ciri khusus manusia. Bila dilihat sepintas, telinga setiap manusia memang mirip. Namun bila diukur tentu memiliki perbedaan.
Metode biometrik dapat digunakan dengan ciri fisik yang lainnya (pada wajah), namun seiring bertambahnya usia manusia dan menimbulkan ciri-ciri penuaan biometrik sering mengalami permasalahan. Namun, pada telinga tidak mengalami perubahan secara signifikan.
Profesor Mark Nixon dari Sekolah Elektronik dan Ilmu Komputer di University of Southampton, mengatakan setiap orang memiliki bentuk telinga yang unik dan berbeda-beda. “Cukup memindai telinga dengan biometrik, maka akan ketahuan siapa pemilik telinga ini,” katanya.
Menurut para peneliti telinga memiliki keunggulan ketimbang bagian tubuh lain karena telinga dapat tumbuh secara proporsional sehingga bisa dipastikan 99 persen keakuratannya.
Sidik jari adalah cara terbaik untuk identifikasi orang pada saat ini. Namun pada beberapa orang, hal ini sangat sulit karena sidik jari tidak terlihat. Retina adalah cara identifikasi yang lebih akurat karena di dalam retina memiliki pola yang unik setiap orang dan memiliki konsistensi tinggi, namun jika ini dilakukan terus menerus pada saat pasien datang ke rumah sakit setiap kali mendaftar lama kelamaan retina mata bisa bermasalah dan dapat mengalami kebutaan.Tetapi dengan identifikasi telinga, kendala utama hanyalah rambut yang menutupi dan ini dapat diatasi dengan mudah.
Pada tahun 2000, Prof. Mark Nixon mengembangkan alat sensor untuk meng identifikasi bentuk telinga. Hal itu dikarenakan ia beranggapan bahwa bentuk telinga pada setiap individu adalah unik, sehingga ia meneliti lebih lanjut untuk mengenali keunikan tersebut. Keunikan bentuk telinga ternyata sangat bermanfaat untuk masa medatang. Complex Gabor Filters merupakan cara yang tepat untuk Perancangan Program Identifikasi Telinga pada Manusia. Program tersebut dilakukan dengan teknik pemindaian telinga menggunakan cahaya pengubah gambar dan memindai struktur tubular dari telinga dan melakukan pemeriksaan terhadapnya. Setelah itu petugas pendaftran dapat mengisi data sosial pasien dari data diri pasien sampai penanggunga jawab pasien dan cara membayar pasien setelah diberi pelayanan kesehatan (untuk pasien baru) dan untuk pasien lama saat mendaftar dengan sensor telinga langsung di dalam database muncul informasi mengenai pasien yang mendaftar tersebut. Jadi ada sinkronisasi alat sensor telinga tersebut dengan database yang ada di komputer tempat pendaftaran rawat jalan tersebut.
Tetapi meskipun KIB sudah dapat digantikan dengan teknologi canggih untuk mengidentifikasi telinga sehingga data yang dibutuhkan dapat ditemukan, namun KIB tetap digunakan untuk sewaktu-waktu ada hal yang tidak diinginkan, misalnya messin rusak atau pasien tidak dapat mendaftar sendiri karena kondisi pasien yang gawat.
Langkah-Langkah :
- Pasien datang ke tempat pendaftaran pasien
- Untuk pasien lama langsung saja menuju alat sensor telinga dan mengklik poliklinik atau layanan apa yang dipilih pada layar touch yang sudah di sediakan maka nomor antrian akan keluar dan pasien dapat menuju ke poliklinik/layanan yang suddah di pilih
- Untuk pasien baru datang ke tempat pendaftaran dan mengisi formulir setelah mengisi formulir petugas akan menginput data pasien dan akan melakukan sensor telinga pasien untuk dimasukkan juga pada data yang ada di komputer. Setelah selesai pasien mendapat KIB jika suatu saat alat sensor telinga error.
Refrensi :
http://ezot-kidsrace.blogspot.com/2010/10/deteksi-telinga-gantikan-sidik-jari.html
http://argakencana.blogspot.com/2010/10/telinga-identifikasi-baru-setelah-sidik.html
http://www.apakabardunia.com/2011/04/13-sistem-identifikasi-yang-membedakan.html
http://eprints2.binus.ac.id/28648/1/2012-1-01131-MTIF%20Abstrak001.pdf